Japan
Cultural Weeks 2019 merupakan bulan dimana selenggarakan berbagai macam
kegiatan kebudayaan Jepang. Acara yang diselenggarakan mulai dari 12-23
Februari 2019 ini menampilkan berbagai macam acara, salah satunya pengenalan
upacara minum teh (SADOU) oleh Chando Urasenke Tankokai Indoensia yang
diselenggarakan pada tanggal 19 Februari 2019. Untuk keseluruhan kegiatan ini
Freeeee alias gratis..tis..tis.. (senang deh kalau lihat, dengar, dan baca
kalimat ini 😂 ).
Dalam
pengenalan ucapara minum teh dibagi menjadi 4 sesi atau 4 kali, namun karena
gue datang terlambat, gue hanya kebagian menjadi observer pada sesi ketiga.
Awal lihat upacara minum teh, suasana tenang, kalem, nggak ada tuh yang grasak
grusuk, semua terarah dengan gerakan yang lemah gemulai. Dalam upacara ini
peserta di wajibkan memakai rok untuk wanita dam pria memakai celana bahan
serta wajib memakai kaos kaki berwarna putih.
Walaupun
Cina telah mengonsumsi teh sejak sebelum masehi, Jepang baru memiliki tradisi
minum tehnya beberapa ratus tahun kemudian yang disebut dengan Chando atau
Chanoyu.
Upacara
minum teh di Jepang menyimbolkan pengetahuan dan kepribadian yang dimiliki tuan
rumah atau disebut dengan “Teshu”. Pengetahuan tersebut mencakup agama, cara
berpikir, tujuan hidup. Dalam Upacara ini, para tamu atau disebut dengan
“Okyaku” yang diundang secara formal. Untuk datang setiap okyaku tersebut harus
memahami berbagai tata krama, etiket, dan kebiasaan dalam upacara minum teh
sampai menikmati makanan kecil yang dihidangkan tuan rumah.
Etiket menjadi
tamu, ketika menerima O-KASHI
- Ketika menerima o-kashi dari tuang rumah, beri hormat sebagai ungkapan rasa terima kasih;
- Ketika waktu makan o-kashi jika ada tamu disebelah anda ucapkan “OSAKINI” (permisi, saya duluan);
- Ketika hendak o-kashi, angkat sedikit namoan kue, sebagai simbol ucapana terima kasih atas sajian tuan rumah
Menyiapkan
teh dalam chado berarti menuangkan semua perasaaan dan perhatian. Chado bukan
perihal minum teh saja, tetapi tentang filosofi, estetika, dalam menyiapkan
sechawan teh dari hati.
Prinsip dasar
upacara minum teh di bagi menjadi 4 yaitu:
WA (Keserasian)
Artinya
sesama manusia dengan alam, peralatan minum teh dengan penggunanya memiliki
kesesarasian.
KEI (Hormat)
Artinya
hormat terhadap segala rasa syukur yang tulus atas keberadaanya .
SEI (Kemurnian)
Artinya
menyiratkan kebersihan jiwa dan sifat keduniawianya.
JAKU
(Ketenangan)
Artinya
ketenagan pikiran karena pemahanan atas ketiga prinsip wa, kei, dan sei
Oh,
ya untuk upacara minum teh, selalu menggunakan teh hijau atau mathca khusus,
bukan matcha yang jual dipasaran yang sering dijumpai. Intinya untuk
mengadakan upacara ini harus menggunakan teh khusus untuk upacara. Hadehhh gue
nulis diulang-ulang namanya blog gaje, kadang nulis dengan pola kalimat yang benar, kadang gaje, biar nggak serius banget bacanya 😁.
Kalau kalian tertarik dengan upacara minum teh ini dan pengen belajar lebih mendalam, kalian bisa ikutan kursus di Japan Foundation yang diadakan setiap hari selasa, info lebih lanjut terkait biaya bisa hubungi pihak JF.
Kalau kalian tertarik dengan upacara minum teh ini dan pengen belajar lebih mendalam, kalian bisa ikutan kursus di Japan Foundation yang diadakan setiap hari selasa, info lebih lanjut terkait biaya bisa hubungi pihak JF.
Sekian cuap-cuap gue kali ini, hehehe.. see you !!!
No comments:
Post a Comment